Polije Terima Kunjungan Bulog Pusat Jakarta, Bahas Pendidikan Vokasi

Politeknik Negeri Jember (Polije) menerima kunjungan Perusahaan Umum (Perum) Bulog dalam rangka studi banding dan penjajakan kerja sama, Jumat (19/9/2025). Agenda ini menjadi langkah awal Bulog dalam memperkuat pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi.

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Arwakhudin Widiarso, mengatakan rencana pendirian universitas khusus logistik oleh Bulog belum bisa diwujudkan karena pemerintah sedang memberlakukan moratorium.

“Sebagai alternatif, kami diarahkan untuk memulai dengan membentuk politeknik. Politeknik Negeri Jember kami pandang sebagai salah satu yang terbaik dan layak dijadikan rujukan,” ujarnya.

Ia menambahkan, kebutuhan spesifik Bulog seperti manajemen perawatan pergudangan belum tersedia di program studi perguruan tinggi.

“Pendidikan vokasi lebih fleksibel, termasuk di level D1 dan D2. Politeknik lebih sesuai untuk menjawab kebutuhan itu melalui kerja sama kurikulum, pendampingan, maupun bimbingan,” jelasnya.

Arwakhudin juga mencontohkan kontribusi nyata alumni Polije di Bulog, salah satunya Aan Sugiarto yang kini menjabat sebagai Manajer Operasional Bulog Jawa Timur.

“Ini bukti bahwa alumni politeknik mampu memberi dampak positif bagi lembaga kami,” katanya.

Direktur Polije, Saiful Anwar, S.TP., M.P., menyambut baik kunjungan tersebut.

“Kami merasa terhormat menerima rombongan Bulog. Selain menjajaki kerja sama, pertemuan ini juga menjadi ruang untuk saling memperkenalkan pejabat dari kedua belah pihak,” ucapnya.

Saiful memaparkan, Polije telah berdiri 37 tahun dengan enam kampus, yakni di Jember, Bondowoso, Nganjuk, Sidoarjo, Ngawi, dan Nusa Tenggara Timur. Polije juga dipercaya mendampingi rencana pendirian Politeknik Negeri Papua Selatan di Merauke dengan fokus pada pertanian dan peternakan.

Selain itu, Polije berperan aktif memperluas pendidikan vokasi. Beberapa politeknik baru, seperti Politeknik Negeri Banyuwangi dan Politeknik Ketapang, lahir dari pendampingan Polije sebelum berdiri mandiri.

“Tugas kami adalah menyiapkan, membimbing, hingga melepas lembaga baru agar bisa mandiri. Ini bagian dari misi kebangsaan dalam pemerataan pendidikan,” tegas Saiful.

Saat ini Polije memiliki 40 program studi dengan sekitar 13.000 mahasiswa. Kampus ini juga mengembangkan inovasi vokasi melalui Teaching Factory atau Tijem Factor yang menjadi ikon sekaligus pembeda dari perguruan tinggi lain.

Refresh halaman ini jika komentar tidak tampil